• Posted by : drh.ires92 Selasa, Oktober 22, 2013

    Ecthyma Contagiosa atau yang biasa disebut Orf adalah penyakit kambing menular yang umum dan merupakan penyakit viral yang sangat infeksius. Penyakit ini ditandai dengan terbentuknya lesi-lesi pada kulit berupa keropeng,bernanah,basah, terutama pada daerah moncong dan bibir. Anak domba dengan umur 3-6 bulang paling banyak menderita , meskipun yang berumur beberapa minggu dan hewan dewasa juga dapat menderita sangat parah.

    • ETIOLOGI
    Orf disebabkan oleh virus parapox dari family poxviridae dan termasuk dalam genus parapox virus (Fauquet dan Mayo, 1991; Fenner dkk., 1998). Virus Orf berukuran relatif besar sekitar 300-450 nm x 170-260 nm dan struktur luarnya seperti rajutan benang wol (Kluge dkk., 1972). Merupakan virus tipe DNA yang berbentuk ovoid (Mercer dkk., 1997).
    Agen penyebab penyakit orf adalah virus yang termasuk dalam kelompok parapoks dari keluarga virus poks. Virus ini sangat tahan terhadap kondisi lingkungan, di padang penggembalaan dan mampu hingga tahunan, tahan terhadap pemanasan 50oC selama 30 menit dan juga tahan terhadap pembekuan dan pencairan tetapi tidak tahan terhadap kloroform.

    • SEJARAH PENYAKIT
    Penyakit Orf pertama kali dideteksi di Inggris dan Perancis antara tahun 1888-1923. Penyakit ini ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 1910 hasil pelacakan oleh Mohler. Investigasi dalam skala besar mengenai penyakit Orf dilaporkan oleh Glover di Inggris pada tahun 1928. Nama penyakit Orf yang digunakan pada waktu itu adalah contagious pustular dermatitis. Menurut Adjid (1993), di Indonesia penyakit Orf pertama kali dilaporkan kejadiannya di Langsa, Aceh pada tahun 1914.

    • EPIDEMIOLOGI
    - Sekali kelompok hewan diserang maka biasanya penyakit tetap endemic yang disebabkan oleh kontak antara hewan dan tahannya virus pada lingkungan luar.
    -   Kerugian terjadi karena penurunan berat badan yang diakibatkan kesulitan makan karena lesi pada mulutdan bibir.
    - Laju prevalensi meningkat apabila lapangan pengembalaan mengandung banyak duri yang dapat melukai bibir hewan sebagai tempat masuknya virus.

    • PENULARAN
    Penyakit ini menular dengan cepat dari ternak terinfeksi ke ternak yang sehat melalui kontak langsung. Penularan dapat juga terjadi akibat hewan yang peka mengkonsumsi pakan yang tercemar oleh keropeng bungkul orf. Tingkat penularannya dapat mencapai 100%, sedangkan angka mortalitasnya relatif rendah, yaitu sekitar 2- 5,4%. Angka mortalitas pada kambing dapat mencapai 9,23% yang terjadi diakhir dan awal tahun. Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa kejadian orf cenderung meningkat pada musim hujan dibandingkan dengan musim kemarau. Pada kasus yang berat, mortalitas dapat mencapai 93% terutama pada ternak yang muda. Kelembaban udara yang tinggi dan kondisi stress juga dilaporkan sebagai pemicu timbulnya penyakit orf pada ternak.

    • GEJALA KLINIS
    Gejala klinis yang menonjol adalah lesi yang berbentuk keropeng pada bibir. Awal infeksi akan terjadi bintik-bintik merah yang kemudian berubah menjadi vesikel dan pustula (pernanahan). Akhirnya lesi-lesi ini terlihat sebagai tonjolan berkerak (keropeng). Selain menyerang kulit sekitar mulut, lesi-lesi ini dapat juga menyebar ke seluruh muka seperti hidung dan gusi serta bagian tubuh lainnya yang tidak berambut atau berambut sedikit seperti ambing, sekitar mata, hidung, telinga, skrotum atau sekitar kaki. Pada kambing dan domba, gejala klinis akan muncul 1-3 hari pasca infeksi. Penyakit orf dapat berlangsung antara 3-4 minggu tergantung pada kondisi ternak. Kondisi ini akan menjadi lebih parah dan lebih lama apabila diikuti oleh infeksi sekunder.
    Identifikasi beberapa bakteri yang berperan sebagai infeksi sekunder, yaitu Staphylococcus aureus, S. epidermis dan Corynebacterium pyogenes. Kekebalan pada induk yang terinfeksi relatif rendah sehingga anak yang dilahirkan masih memungkinkan untuk terjangkit penyakit ini. Ternak dengan gangguan kekebalan dilaporkan dapat menderita orf hingga berbulan-bulan. Ternak yang sembuh biasanya memiliki kekebalan selama setahun. Diagnosis penyakit orf dapat dilakukan secara klinis karena sangat menciri. Diagnosis secara laboratoris dengan Presipitasi Agar Gel (PAG) dan Tehnik Antibodi Flouresen (TAF). Jika terdapat lesi dibagian tubuh selain bibir, maka diagnosisnya perlu ditambah dengan pemeriksaan laboratorium karena penyakit lain seperti cacar kambing, radang mulut dan lidah biru juga menunjukkan gejala yang relatif sama. Pada pemeriksaan pasca mati, lesi mungkin dapat ditemukan pada mukosa mulut sepanjang gusi, lidah, langit-langit dan saluran pencernaan.
    Gejala pertama dari penyakit Orf ditandai oleh adanya bintik-bintik merah pada kulit bibir, yang kemudian berubah menjadi lepuh-lepuh. Lepuh-lepuh membesar yang pada akhirnya terlihat bentukan-bentukan keropeng yang menonjol, bentukan keropeng ukurannya bervariasi sampai dengan 5 mm, dan menyembul dari permukaan kulit setinggi 2-4 mm. Lesi-lesi ini biasanya tersebar pada permukaan bibir/mulut, atau juga sekitar hidung, dagu, dan sekitar kelopak mata, atau tempat lainnya yang kurang berbulu. Lesi penyakit Orf bersifat lokal, artinya tidak sistemik atau menyebar ke seluruh tubuh. Bagian kulit yang menderita kalau tertekan terasa sakit, hal ini menyebabkan menurunnya nafsu makan. Kulit jadi menebal karena adanya granulasi jaringan. Lesi juga dapat ditemukan pada daerah pipi. Oedem yang terjadi juga menyebabkan regangan kulit, hingga kadang terbentuk luka iris (fisurae). Kesembuhan pada penyakit yang tidak berat terjadi dalam waktu lebih kurang 3 minggu, ditandai dengan hilangnya keropeng dari daerah sekitar mulut.

    • Patogenesa
    Patogenesa dari penyakit Orf adalah dermatitis yang ditandai oleh terbentuknya papula, vesikula pada ambing, puting susu, pustula dan keropeng daerah bibir, lubang hidung, kelopak mata, tungkai, perianal dan selaput lendir rongga mulut (Ressang, 1984). Penyakit Orf bersifat cepat menular. Masa inkubasi dari penyakit ini berlangsung selama 2-3 hari.
    Mekanisme patogenesis penyakit Orf secara lebih rinci dijelaskan oleh Merchant dan Barner (1973). Lesi mula-mula terbentuk sebagai papula ataupun macula akibat dari adanya proliferasi sel-sel epitel dari lapisan malpighi pada epidermis. Sel-sel dalam nodula tersebut kemudian mengalami degenerasi hidrofobik, lalu membengkak dan akhirnya pecah berbentuk vesikula. Akibat adanya peradangan ini leukosit menginvasi vesikula dan terbentuklah pustula yang kemudian mengalami ruptur sehingga terjadi ulcerasi yang akhirnya terbentuk keropeng tebal berwarna keabu-abuan kira-kira pada hari ke-10.
    Patogenesa dari penyakit Orf adalah dermatitis yang ditandai oleh terbentuknya papula, vesikula pada ambing, puting susu, pustula dan keropeng daerah bibir, lubang hidung, kelopak mata, tungkai, perianal dan selaput lendir rongga mulut (Ressang, 1984). Penyakit Orf bersifat cepat menular. Masa inkubasi dari penyakit ini berlangsung selama 2-3 hari.
    Mekanisme patogenesis penyakit Orf secara lebih rinci dijelaskan oleh Merchant dan Barner (1973). Lesi mula-mula terbentuk sebagai papula ataupun macula akibat dari adanya proliferasi sel-sel epitel dari lapisan malpighi pada epidermis. Sel-sel dalam nodula tersebut kemudian mengalami degenerasi hidrofobik, lalu membengkak dan akhirnya pecah berbentuk vesikula. Akibat adanya peradangan ini leukosit menginvasi vesikula dan terbentuklah pustula yang kemudian mengalami ruptur sehingga terjadi ulcerasi yang akhirnya terbentuk keropeng tebal berwarna keabu-abuan kira-kira pada hari ke-10.


    • Diagnosa
    Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang ditemukan. Jumlah penderita yang biasanya lebih dari seekor dalam satu kelompok hewan sehingga memperkuat dugaan adanya Orf. Ukuran virus yang cukup besar dan bentuk virus yang spesifik, sehingga dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron juga memudahkan peneguhan diagnosa (Akoso, 1991). Pada domba dan kambing, lesi yang terlihat cukup spesifik, dapat didiagnosa secara klinik tanpa bantuan laboratorium.
    Diferensial diagnosa atau diagnosa banding didasarkan atas kesamaan ciri penyakit lain yang ditemukan. Namun, agen penyebab penyakit adalah berbeda. Diagnosa banding terhadap penyakit Orf pada kambing dan domba meliputi dermatitis karena jamur dan eczema facialis (Akoso, 1991) selain itu penyakit oleh virus cacar (sheeppox) serta tumor pada kulit serta bluetongue.

    • Pengobatan dan Pencegahan
    Karena penyebabnya adalah virus, maka tidak ada obat yang efektif terhadap penyakit Orf. Pengobatan yang dilakukan secara simptomatis hanya untuk mencegah infeksi sekunder oleh bakteri dan myasis oleh larva serta mempercepat kesembuhan, misalnya dengan penggunaan antibiotika berspektrum luas seperti oksitetrasiklin dan pemberian multivitamin (Adjid, 1993). Cara lain yang lebih sederhana adalah pengerokan keropeng sampai terkelupas dan sedikit berdarah selanjutnya setelah itu dioleskan methylen blue pada lesinya. Selain itu, dapat juga dengan menggunakan yodium tincture 3% setelah sebelumnya lesi Orf digosok dengan tampon sampai terkelupas lalu di desinfeksi dengan menggunakan alcohol 70% serta dilanjutkan dengan langkah yang terakhir adalah dilakukan penyuntikan antibiotik untuk mencegah super infeksi. Obat anti lalat juga dianjurkan penggunaannya untuk mencegah myasis oleh larva lalat (Abu Elzein dan Housawi, 1997).
    Pencegahan yang paling tepat untuk kejadian penyakit Orf di daerah endemik dan daerah sporadik terhadap hewan-hewan yang rentan adalah vaksinasi serta menjaga sanitasi kandang dan lingkungan. Vaksinasi sebaiknya dilakukan pada umur sekitar 6-8 bulan. Yang perlu diingat, bahwa vaksin yang digunakan sekarang ini merupakan vaksin hidup (live vaksin) yang belum di atenuasi/dilemahkan sehingga mempunyai resiko penularan lebih lanjut dari penyakit ini, baik kepada hewan lain maupun kepada manusia. Secara tradisional, vaksin dapat dibuat dari keropeng kulit yang dibuat menjadi tepung yang halus, lalu dicampurkan/disuspensikan menjadi 1% dalam gliserin 50%.
    Aplikasi vaksinasi yaitu dengan mengoleskan vaksin pada kulit paha bagian dalam, daerah leher ataupun telinga. Tujuan vaksinasi itu sendiri adalah diharapkan berhasil menimbulkan imunitas pada anak kambing ataupun domba yang divaksin. Selain dengan vaksinasi, pengawasan lalu lintas ternak juga harus diperketat, hanya hewan yang tidak memperlihatkan gejala klinis penyakit Orf yang boleh dikirim ke wilayah bebas penyakit (Dirjen Peternakan, 2007) dan juga pemeliharaan ternak harus dilakukan secara intensif.
    Terapi khusus terhadap orf tidak dikenal. Usahakan pemberian pakan hijau-hijaun yang halus dan muda. Salep antiseptica dan antimikrobial dapat diberikan. Juga salep yang memilki daya mengerutkan.

    REFERENSI
    Adjid, R.M.A. 1993. Penyakit Orf pada ternak kambing dan domba serta cara pengendaliannya di Indonesia. Wartazoa. 3(1) :7-10.
    Akoso, B.T. 1991. Manual untuk Paramedis Kesehatan Hewan. Cet. Ke-2. PT Tirta Wacana, Yogyakarta.
    Dirjen Peternakan. 2007. Petunjuk teknis kesehatan hewan dan biosekuriti pada unit pelaksana teknis perbibitan versi pdf.
    Lestari, Sri Mundi. 2010. Orf pada kambing dan domba. Medik Veteriner di Direktorat Kesehatan Hewan. Manajemen dan teknologi edisi 1. Publikasi budidaya ternak ruminansia.
    Ressang, A.A (1984). Patologi Khusus Veteriner. Edisi kedua. Team Leader IFAD Project: Bali Cattle Diasease Investigation Unit, Denpasar, Bali.
    Subronto (2003). Ilmu Penyakit Ternak (mamalia) 1. Edisi kedua. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 

    { 1 komentar... read them below or add one }

    1. Dengan banyaknya yang menyukai burung lovebird, harga jual burung ini pun sangat tinggi dan meningkat, seiring dengan berjalannya waktu. Sehingga wajar, bila para peternak burung berlomba-lomba membudidayakan burung lovebird agar meraup banyak keuntungan. Namun hal yang banyak terjadi, dalam proses budidaya/beternak burung lovebird, Kita sering mengalami kegagalan untuk mengawinkan keduanya (jantan dan betina). Alasannya cukup simpel, tidak sedikit burung. Masih berkaitan Jika menggunakan cabai bubuk korea warnanya akan jauh lebih merah dan jika menggunakan cabai lokal warnanya tidak secerah cabai korea tapi rasanya lebih mantap.
      Cara Mengobati Penyakit Orf Pada Kambing Ciri ciri burung Stress Ufa Bunga SMartphone

      BalasHapus

  • Copyright © - Dokumen Pribadi Seorang Dokter Sapi

    Dokumen Pribadi Seorang Dokter Sapi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan