• Posted by : drh.ires92 Minggu, Januari 04, 2015



    Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik sama dalam satu species.
    Organogenesis terdiri dari 2 periode, yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Selama pertumbuhan antara terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitif menjadi bentuk definitif, yang khas bagi suatu spesies, seperti adanya bentuk katak, ayam atau sapi. Periode pertumbuhan akhir, penyelesaian bentuk definitif menjadi suatu bentuk individu (pertumbuhan jenis kelamin, roman/wajah yang khas bagi individu). Selama organogenesis, pada vertebrata terjadi perubahan utama pada embrio yang meliputi perpanjangan badan embrio, pembentukan ekor, pambagian badan menjadi bagian kepala, dan bagian badan tanpa kaki dan tangan, perkembangan bagian badan tambahan.
    Pada avertebrata, pieces, dan amfibia, pertumbuhan antara merupakan tingkat berudu (larva). Pada aves, reptil, dan mamalia batas antara kedua periode tersebut tidak jelas. Ada yang menyebutkan: untuk ayam (5-8 hari pengeraman), babi (panjang tubuh 12-18 mm), manusia (12-20 mm). Pada methetaria, embrio lahir pada tingkat berudu. Pada manusia setelah embrio berumur 3 bulan, dan mempunyai bentuk definitif, namanya disebut foetus atau janin.
    Peran asam retinoat dan hormon tiroid sangat diperlukan bagi diferensiasi sel dan organogenesis pada embrio. Ekspresi transporter MCT-8 yang banyak ditemukan pada otak dan plasenta merupakan mediator yang menyerap hormon tiroid dari peredaran darah menuju ke dalam sel, yang diperlukan bagi pertumbuhan neuron, yang diaktivasi oleh asam retinoat.
    Organogenesis berawal dari proses gastrulasi, yang pada proses ini terjadi pengapuran daerah-daerah bakal pembentuk organ pada blastula sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh, spesies hewan yang bersangkutan. Gastrulasi ditandai oleh dimulainya morfogenesis atau pengaturan kembali blastomer. Pada saat ini, epitel dan blastomer secara dramatis bergerak menentuk organ dasar embrio. Bentuk dasar embrio dari semua vertebrata, terdiri atas 5 bumbung (tube) yang akan berdifernsiasi membentuk struktur organ definitif.
    Lima bumbung tersebut adalah;
    1.      Neural Tube, terbentuk di bagian dorsal notochord
    2.      Endodrem Tube, terbentuk di bagian ventral notochord
    3.      2 buah Mesoderm Tube, satu berlokasi di samping notochord, dan yang satu lagi berlokasi di Endoderm Tube  .
    4.      Epidermal Tube, yang menyelaputi seluruh tubuh embrio.
    Proses pembentukan dasar organ atau bumbung ini disebut tubulasi.


    Embrio atau
    Janin membran atau selaput ekstraembrionik.
    Membran ini terbentuk di luar embrio dari trofoblas dan melakukan fungsi tertentu.
    Fungsi:
    ·         Amnion melindungi embrio dari cedera.
    ·         Cairan ketuban menyerap goncangan dan mencegah pengeringan embrio.

    Allantois
    Sementara rongga ketuban sedang dibentuk, rongga lain berkembang. Ini muncul sebagai pertumbuhan keluar dari hindgut yang mendorong jalan ke coelom ekstra embrio. Hal ini dikenal sebagai allantois.
    Fungsi:
    ·         menyimpan ekskresi nitrogen embrio, sehingga bertindak sebagai embrio ginjal ekstra. Dalam mamalia eutherian itu mengambil bagian dalam pembentukan plasenta.

    Chorion
    Merupakan lapisan terluar dan benar-benar mengelilingi embrio. Hal ini terdiri dari luar trofoblas dan mesoderm pada sisi bagian dalam. Ini sekering dengan lapisan allantion untuk membentuk allanto - chorion.
    Fungsi:
    ·         Bertindak sebagai paru-paru embrio ekstra dan membantu dalam pertukaran gas.
    ·         Juga memainkan peranan penting dalam embrio, ekskresi pernapasan dan gizi oleh berkembang menjadi plasenta.

    Kuning Sac
    Yang berkembang baik pada reptil, burung dan prototherians. Terutama  pada pencernaan,  sehingga bertindak sebagai embrio usus ekstra. Pada manusia itu hanyalah berupa sisa-sisa.
                Proses tubulasi pada organ utama meliputi proses neurogenesis, notogenesis, dan mesogenesis.
    1.      Neurogenesis
    Merupakan proses pembentukan otak, spinal chord beserta organ sensoris lainnya , seperti hidung, mata, dan telinga. Selama proses neurulasi , bagian lapis benih ini akan menebal dan bagian yang menebal ini disebut neural plate.
    2.      Notogenesis
    Merupakan proses perkembangan notochord. Yang diawali oleh chordamesoderm, yang berada di antara atap bakal alat pencernaan dengan ectoderm.
    3.      Mesogenensis
    Merupakan proses perkembangan mesoderm. Dimulai dari berlanjutnya perkembangan bagian samping mesoderm yang menyebar ke sebelah sampai bertemu dengan bagian ventral mid line. Lapisan mesodermal ini terbagi menjadi 2 lapis, lapisan pertama disebut splanchnic mesoderm dan lapis keduanya disebut somatic mesoderm.   

                Setiap embrio mengalami embriogenesis dengan menempuh tahap-tahap embriogenesis yang dimiliki leluhur secara evolusi. Ada beberapa bagian tubuh embrio yang pada suatu saat berkembang lalu susut dan hilang atau berubah letak dan peranan. Ada juga bagian-bagian yang pada asal-usul susut dan tak mempunyai peranan, tetapi jadi berkembang.    
    HISTOGENESIS
    Merupakan suatu proses diferensiasi dari sel yang semula belum mempunyai fungsi sel menjadi sel yang mempunyai fungsi khusus. Proses ini merupakan tahap awal organogenesis. Bentuk umum dan struktur dari sel di modifikasi selama perkembangan.

    Ada 3 lapis benih yang akan mengalami spesialisasi selama periode ini.
    1.      Lapis Benih Ektoderm
    Lapis benih ectoderm menghasilkan bagian epidermal, neural tube, dan sel neural crest (epidermis, retina lensa, telinga internal, SSP, tengah dan kelenjar pituitari dan pineal posterior).
    a.       Epidermal Ektoderm, akan menumbuhkan organ antara lain lapisan epidermis kulit, organ perasa, epithelium dari ringga mulut, rongga hidung, kelenjar ludah, dan kelenjar analis.
    b.      Neural Tube, akan menumbuhkan organ antara lain otak, saraf perifer, ganglia, retina mata, beberapa reseptor pada kulit, reseptor pendengar, dan perasa, neuro hipofisis.
    c.       Neural Crest, akan menumbuhkan organ antara lain neuron sensoris, neuron colinergik, system saraf parasimpatetik, neuron adrenergic, sel swan dan glial, sel medulla adrenal, sel parafolikuler kelenjar paratiroid, sel pigmen tubuh, dan lain-lain.

    2.      Lapis Benih Endoderm
    Lapis benih endoderm akan menghasilkan midgut, kandung kemih, paru-paru, hati, pankreas, tiroid, timus, hipofisis anterior. Akan menumbuhkan beberapa sel seperti, epithelium saluran pencernaan dan derivatnya seperti hati, pancreas, vesika urinaria. Lapis benih ini juga menumbuhkan sel epitel saluaran perkencingan, saluran pernafasan, dan beberapa kelenjar endokrin seperti tiroid dan paratiroid.


    Tampak di bawah ini adalah gambar pembentukan organ pancreas pada tikus.

    a | Skema representasi dari pankreas pada hari embrio, (E) 9 E10 dan E12 dari embrio tikus. b | Foto-foto dari tahap terkait menggunakan anti-Ipf1/Pdx1 (pankreas dan duodenum homeobox gen 1) analisis imunohistokimia untuk menandai pankreas berkembang

    Hati berkembang dari foregut ventral, menerima rangsangan beberapa faktor pertumbuhan dan sitokin. Terutama, mesoderm precardiac menghasilkan fibroblast growth factor, FGF, untuk memulai hepatogenesis tersebut. Dan kemudian, sel-sel prekursor hati muncul dengan sel endothelial progenitor, dan kemudian bermigrasi ke transversum septum untuk membentuk kuncup hati. Sel-sel ini berkembang biak dan berkembang, akhirnya hati selesai untuk membangun dan memiliki banyak fungsi hati tertentu.Simak
    Baca secara fonetik


    3.      Lapis Benih Mesoderm
    Lapis benih mesoderm akan menumbuhkan notochord, epimer, mesomer, dan hipomer (Otot, jaringan ikat, dermis, sistem peredaran darah, ginjal, ureter, gonad).
    a.       Notochord, umumnya berkembang baik pada Amphioxus, sedangkan pada vertebrata menumbuhkan sumsum tulang belakang.
    b.      Epimer, akan berkembang menjadi dermis kulit, sumsum tulang dan myotom.
    c.       Mesomer, akan berkembang menjadi organ pengeluaran, seperti ginjal dan urethra, ovarium, testis, dan korteks adrenalin.
    d.      Hipomer, akan berkembang menjadi somatopleura (peritoneum), splanchnopleura (mesenterium, jantung, sel darah, sumsum tulang, pembuluh darah), dan coelom (rongga tubuh).  

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Dokumen Pribadi Seorang Dokter Sapi

    Dokumen Pribadi Seorang Dokter Sapi - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan