Archive for Januari 2015
vaskulitis pada kulit
2
A. DEFINISI
Vaskulitis
adalah sebuah istilah yang terkait dengan kelompok penyakit heterogen
yangmengakibatkan peradangan pembuluh darah.Pembuluh darah yang dimaksud adalah
sistemvaskular yang terdiri dari arteri yang membawa darah penuh oksigen ke
jaringan tubuh dan enayang membawa kembali darah kurang oksigen dari jaringan
ke paru-paru.Vaskulitis dapatmengenai vena, arteri maupun kapiler. Peradangan
pada arteri disebut arteritis sedangkanperadangan pada vena disebut phlebitis..
A. ETIOLOGI
Tidak
diketahui apa yang dapat memicu vaskulitis, tetapi diduga melibatkan virus
hepatitis. Agaknya peradangan terjadi ketika sistem kekebalan salah mengenali
pembuluh darah atau bagian dari pembuluh darah sebagai benda asing dan
menyerangnya. Sel-sel dari sistem kekebalan, yang menyebabkan peradangan,
mengelilingi dan menyusup ke dalam pembuluh darah yang terkena,
ada
beberapa yang memegang peranan yang dapat memicu timbulnya penyakit vaskulitis,
yaitu:
1. Komplek
imun
2. Infeksi
bakteri atau virus
3. alergi
terhadap obat atau akibat pajanan terhadap bakteri, virus dan parasit.
4. Genetik
5. Nekrosis
granulomatosa.
B. KLASIFIKASI
Vaskulitis
dapat diklasifikasikan oleh tipe''atau ukuran pembuluh darah''bahwa mereka
terutama mempengaruhi.Terlepas dari perbedaan arteritis / flebitis disebutkan
di atas, vaskulitis sering diklasifikasikan oleh ukuran pembuluh yang terkena.
Namun, perlu dicatat bahwa ada beberapa variasi bisa dalam ukuran pembuluh yang
terkena
Klasifikasi Vaskulitis Menurut Churg
Vaskulitis
Primer (Idiopatik)
|
Vaskulitis
Sekunder
|
- Polierteritis nodosa (PAN)
- Granulomatosis Wegener
- Granulomatosa elergik
- Vaskulitis primer susunan saraf
pusat
- Arteritis sel besar
- Arteritis Takayasu
- Vaskulitis Granulomatosa
Idiopatik
- Vaskulitis pembuluh darah kecil
- Purpura Henoch-Schonlein
- Sindrom Bechet
- Tromboangitis obliteran
|
- Infeksi
- Penyakit Kawasaki
- Penyakit jaringan ikat
- Vaskulitis hipokomplementemik
- Krioglobulinemia
- Vaskulitis sarkoidosis
- Reaksi obat dan serum sickness
- Keganasan
-Vaskulitis radiasi
- Keadaan lain seperti: akibat
hipertensi
|
Klasifikasi Vaskulitis Menurut
Konsesus Chapel Hill
Klasifikasi
|
Jenis
Vaskulitis
|
- Vaskulitis pembuluh darah besar
- Vaskulitis pembuluh darah sedang
- Vaskulitis pembuluh darah kecil
|
- Arteritis sel besar (Giant cell
arteritis)
- Arteritis Takayasu
- Poliarteritis nodosa
- Penyakit Kawasaki
- Sindroma Churg Strauss
- Granulomatosa Wegener
- Purpura Henoch Schonlein
- Poliangitis mikroskopik
- Vaskulitis krioglobulin esensial
- Angitis kutaneus
leukositoklastik
|
C. GEJALA
KLINIS
Gejala-gejalanya
bisa merupakan akibat dari kerusakan langsung pada pembuluh darah atau
kerusakan jaringan yang mengalami gangguan aliran darah.Pembuluh darah manapun
bisa terkena.Vaskulitis bisa terbatas pada vena-vena, arteri besar, arteri
kecil atau kapiler; atau bisa terbatas pada pembuluh di suatu bagian dari
tubuh, misalnya kepala, tungkai atau ginjal. Gejala mungkin termasuk:
-
Umum gejala: Demam, penurunan berat
badan
-
Kulit: purpura diraba, livedo
reticularis
-
Otot dan sendi: myalgia atau myositis,
artralgia atau arthritis
-
Sistem saraf: mononeuritis multipleks,
sakit kepala, stroke, tinnitus, mengurangi ketajaman visual, kehilangan
penglihatan akut
-
Jantung dan pembuluh darah: infark
miokard, hipertensi, gangrene
-
Saluran pernafasan: Hidung berdarah,
batuk berdarah, infiltrat paru
-
Saluran pencernaan: nyeri perut, tinja
berdarah, perforasi. Penyakit-penyakit yang ditandai dengan vaskulitis:
1. Sindroma Henoch-Sch?nlein
(Purpura Henoch-Sch?nlein) : peradangan pada vena-vena kecil, menyebabkan
jerawat/bisul keras berwarna keunguan di kulit
2. Eritema Nodosum
: peradangan pembuluh darah pada lapisan dalam kulit, menyebabkan benjolan
dalam yang lunak dan merah di tungkai dan lengan
3. Poliarteritis
Nodosa : peradangan arteri-arteri berukuran sedang, menyebabkan gangguan
pengaliran darah di sepanjang pembuluh dan menuju jaringan di sekitarnya
4. Arteritis Temporal
(Giant Cell Arteritis, Arteritis Sel Raksasa) : peradangan arteri-arteri di
otak dan kepala, kadang-kadang menyebabkan sakit kepala dan kebutaan.
5. Arteritis Takayasu
: peradangan arteri-arteri besar, seperti aorta dan percabangannya, menyebabkan
penyumbatan dan denyut nadi yang tak teraba.
D. PATOGENESA
Ketika inflamasi ini terjadi, hal
ini menyebabkan perubahan pada dinding pembuluhdarah seperti penebalan dan
penyempitan yang pada akhirnya dapat menyebabkan sumbatanpembuluh darah.
Sumbatan pembuluh darah yang berat akan berefek pada jaringan yangdiperdarahi
oleh pembuluh darah tersebut, menimbulkan gangguan perfusi dan distribusi
nutrisike jaringan, terjadi iskemi, kerusakan bahkan kematian jaringan.
Vaskulitis terjadinya akibat aktivasi proses imunologi pada dinding
pembuluh darah. Beberapa pertanyaan yang banyak dikemukakan misalnya: kenapa
vaskulitis itu terjadi, keadaan apa saja yang dapat mencetuskan kerusakan
pembuluh darah, atau jenis alergen apa saja yang dapat menyebabkan vaskulitis,
dan mengapa proses inflamasi tersebut hanya terjadi pada pembuluh darah
tertentu saja tanpa melibatkan pembuluh darah lainnya, serta mediator-mediator
yang dapat menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah. Kondisi tersebut hanya
sebagian dapat diterangkan sedangkan mekanisme lainnya masih dalam penelitian.
Keadaan imunologi yang dapat menerangkan timbulnya aktivasi imunologi
ditentukan oleh beberapa keadaan, yaitu jumlah antigen, kemampuan tubuh
mengenai antigen, kemampuan respons imun untuk mengeliminasi antigen dan route
(target organ) yang dirusak.
Beberapa mediator yang dapat terlibat dalam vaskulitis ini, misal :
Interleukin (sitokin) yaitu suatu molekul yang dihasilkanoleh sel yang
teraktivasi oleh respons imun yang dapat berpengaruh terhadap mekanisme
imunologi selanjutnya. Interleukin yang berperan pada vaskulitis ialah : IL-1,
IL-2, IL-6, IL-4, TNF alfa, dan Interferon gamma. Sedangkan mediator inflamasi
lainnya yang terlibat dalam terjadinya vaskulitis misalnya histamin, serotonin,
PAF dan endotelin. Walaupun etiologi dari HSP tidak diketahui akan tetapi
endapan Ig A di jaringan merupakan
gambaran imunipatogenesis yang patogenpmonik.
E. DIAGNOSA
1. Laboratorium tes darah atau cairan
tubuh dilakukan untuk pasien dengan vaskulitis aktif. Hasilnya biasanya akan
menunjukkan tanda-tanda peradangan dalam tubuh, seperti tingkat sedimentasi
eritrosit meningkat (ESR), peningkatan protein C-reaktif (CRP), anemia,
peningkatan jumlah sel darah putih dan eosinofilia. Temuan lain yang mungkin
ditinggikan antibodi sitoplasmik antineutrofil (ANCA) tingkat dan hematuria.
2. Tes fungsional organ lain mungkin
abnormal. Kelainan spesifik tergantung pada tingkat keterlibatan berbagai
organ.
3. Diagnosis pasti dari vaskulitis
didirikan setelah biopsi organ yang terlibat atau jaringan, seperti kulit,
sinus, paru-paru, saraf ginjal, dan. Biopsi memaparkan pola peradangan pembuluh
darah.
4. Sebuah alternatif untuk biopsi dapat
angiogram (x-ray tes pembuluh darah). Hal ini dapat menunjukkan pola-pola
karakteristik peradangan di pembuluh darah yang terkena.
F. DIAGNOSA BANDING
Diagnosis banding vaskulitis
sistemik sering mencakup koagulopati yang berbeda dan bersamaan, keganasan yang
tidak diketahui asal usulnya, atau infeksi, khususnya abses dalam, hepatitis
virus, atau endokarditis bakteri.Sehingga, sebuah pendekatan yang diarahkan
untuk menunjukkan bentuk vaskulitis tertentu harus diupayakan, disamping
menunjukkan alternatif-alternatif spesifik.
G. PRINSIP PENGOBATAN (treatment)
Perawatan umumnya diarahkan
menghentikan peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh.Biasanya, obat
kortison-terkait, seperti prednison, digunakan.Selain itu, obat penekanan
kekebalan tubuh lainnya, seperti siklofosfamid dan lain-lain, dianggap.Organ
yang terkena (seperti jantung atau paru-paru) mungkin memerlukan perawatan
medis khusus dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi mereka selama fase aktif
penyakit.
By : drh.ires92
organogenesis
0
Embrio atau Janin membran atau selaput ekstraembrionik.
Organogenesis adalah proses pembentukan organ
atau alat tubuh. Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian
berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik sama dalam satu
species.
Organogenesis terdiri dari 2 periode, yaitu pertumbuhan
antara dan pertumbuhan akhir. Selama pertumbuhan antara terjadi transformasi
dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitif menjadi bentuk
definitif, yang khas bagi suatu spesies, seperti adanya bentuk katak, ayam atau
sapi. Periode pertumbuhan akhir, penyelesaian bentuk definitif menjadi suatu
bentuk individu (pertumbuhan jenis kelamin, roman/wajah yang khas bagi
individu). Selama organogenesis, pada vertebrata terjadi perubahan utama pada
embrio yang meliputi perpanjangan badan embrio, pembentukan ekor, pambagian
badan menjadi bagian kepala, dan bagian badan tanpa kaki dan tangan, perkembangan
bagian badan tambahan.
Pada avertebrata, pieces, dan amfibia, pertumbuhan antara
merupakan tingkat berudu (larva). Pada aves, reptil, dan mamalia batas antara kedua periode tersebut tidak jelas. Ada yang
menyebutkan: untuk ayam (5-8 hari pengeraman), babi (panjang tubuh 12-18 mm),
manusia (12-20 mm). Pada methetaria, embrio lahir pada tingkat berudu. Pada
manusia setelah embrio berumur 3 bulan, dan mempunyai bentuk definitif, namanya
disebut foetus atau janin.
Peran asam
retinoat dan hormon tiroid sangat diperlukan bagi diferensiasi sel dan organogenesis pada embrio. Ekspresi transporter MCT-8 yang banyak ditemukan pada otak dan plasenta merupakan mediator yang menyerap hormon tiroid dari
peredaran darah menuju ke dalam sel, yang diperlukan bagi pertumbuhan neuron, yang diaktivasi oleh asam
retinoat.
Organogenesis berawal dari proses gastrulasi, yang pada
proses ini terjadi pengapuran daerah-daerah bakal pembentuk organ pada blastula
sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh, spesies hewan yang bersangkutan.
Gastrulasi ditandai oleh dimulainya morfogenesis atau pengaturan kembali
blastomer. Pada saat ini, epitel dan blastomer secara dramatis bergerak
menentuk organ dasar embrio. Bentuk dasar embrio dari semua vertebrata, terdiri
atas 5 bumbung (tube) yang akan berdifernsiasi membentuk struktur organ
definitif.
Lima bumbung tersebut adalah;
1. Neural Tube, terbentuk di bagian
dorsal notochord
2. Endodrem Tube, terbentuk di bagian
ventral notochord
3. 2 buah Mesoderm Tube, satu berlokasi
di samping notochord, dan yang satu lagi berlokasi di Endoderm Tube .
4. Epidermal Tube, yang menyelaputi
seluruh tubuh embrio.
Proses
pembentukan dasar organ atau bumbung ini disebut tubulasi.
Embrio atau Janin membran atau selaput ekstraembrionik.
Membran ini terbentuk di luar embrio dari trofoblas dan
melakukan fungsi tertentu.
Fungsi:
·
Amnion melindungi embrio dari cedera.
·
Cairan ketuban menyerap goncangan dan
mencegah pengeringan embrio.
Allantois
Sementara rongga ketuban sedang dibentuk, rongga lain berkembang. Ini muncul sebagai pertumbuhan keluar dari hindgut yang mendorong jalan ke coelom ekstra embrio. Hal ini dikenal sebagai allantois.
Sementara rongga ketuban sedang dibentuk, rongga lain berkembang. Ini muncul sebagai pertumbuhan keluar dari hindgut yang mendorong jalan ke coelom ekstra embrio. Hal ini dikenal sebagai allantois.
Fungsi:
·
menyimpan ekskresi nitrogen
embrio, sehingga bertindak sebagai embrio ginjal ekstra. Dalam mamalia
eutherian itu mengambil bagian dalam pembentukan plasenta.
Chorion
Merupakan lapisan terluar dan benar-benar mengelilingi embrio. Hal ini terdiri dari luar trofoblas dan mesoderm pada sisi bagian dalam. Ini sekering dengan lapisan allantion untuk membentuk allanto - chorion.
Merupakan lapisan terluar dan benar-benar mengelilingi embrio. Hal ini terdiri dari luar trofoblas dan mesoderm pada sisi bagian dalam. Ini sekering dengan lapisan allantion untuk membentuk allanto - chorion.
Fungsi:
·
Bertindak
sebagai paru-paru embrio ekstra dan membantu dalam pertukaran gas.
·
Juga memainkan
peranan penting dalam embrio, ekskresi pernapasan dan gizi oleh berkembang
menjadi plasenta.
Kuning Sac
Yang
berkembang baik pada reptil, burung dan prototherians. Terutama pada pencernaan, sehingga bertindak sebagai embrio usus ekstra.
Pada manusia itu hanyalah berupa sisa-sisa.
Proses tubulasi pada organ utama
meliputi proses neurogenesis, notogenesis, dan mesogenesis.
1. Neurogenesis
Merupakan proses pembentukan otak,
spinal chord beserta organ sensoris lainnya , seperti hidung, mata, dan
telinga. Selama proses neurulasi , bagian lapis benih ini akan menebal dan
bagian yang menebal ini disebut neural
plate.
2. Notogenesis
Merupakan proses perkembangan
notochord. Yang diawali oleh chordamesoderm, yang berada di antara atap bakal
alat pencernaan dengan ectoderm.
3. Mesogenensis
Merupakan proses perkembangan
mesoderm. Dimulai dari berlanjutnya perkembangan bagian samping mesoderm yang
menyebar ke sebelah sampai bertemu dengan bagian ventral mid line. Lapisan
mesodermal ini terbagi menjadi 2 lapis, lapisan pertama disebut splanchnic
mesoderm dan lapis keduanya disebut somatic mesoderm.
Setiap
embrio mengalami embriogenesis dengan menempuh tahap-tahap embriogenesis yang
dimiliki leluhur secara evolusi. Ada beberapa bagian tubuh embrio yang pada
suatu saat berkembang lalu susut dan hilang atau berubah letak dan peranan. Ada
juga bagian-bagian yang pada asal-usul susut dan tak mempunyai peranan, tetapi
jadi berkembang.
HISTOGENESIS
Merupakan
suatu proses diferensiasi dari sel yang semula belum mempunyai fungsi sel
menjadi sel yang mempunyai fungsi khusus. Proses ini merupakan tahap awal organogenesis.
Bentuk umum dan struktur dari sel di modifikasi selama perkembangan.
Ada
3 lapis benih yang akan mengalami spesialisasi selama periode ini.
1.
Lapis
Benih Ektoderm
Lapis
benih ectoderm menghasilkan bagian epidermal, neural tube, dan sel neural
crest (epidermis,
retina lensa, telinga internal, SSP, tengah dan kelenjar pituitari dan pineal
posterior).
a. Epidermal Ektoderm,
akan menumbuhkan organ antara lain lapisan epidermis kulit, organ perasa,
epithelium dari ringga mulut, rongga hidung, kelenjar ludah, dan kelenjar
analis.
b. Neural Tube,
akan menumbuhkan organ antara lain otak, saraf perifer, ganglia, retina mata,
beberapa reseptor pada kulit, reseptor pendengar, dan perasa, neuro hipofisis.
c. Neural Crest,
akan menumbuhkan organ antara lain neuron sensoris, neuron colinergik, system
saraf parasimpatetik, neuron adrenergic, sel swan dan glial, sel medulla adrenal,
sel parafolikuler kelenjar paratiroid, sel pigmen tubuh, dan lain-lain.
2.
Lapis
Benih Endoderm
Lapis benih endoderm akan
menghasilkan midgut, kandung kemih, paru-paru, hati, pankreas, tiroid,
timus, hipofisis anterior.
Akan
menumbuhkan beberapa sel seperti, epithelium saluran pencernaan dan derivatnya
seperti hati, pancreas, vesika urinaria. Lapis benih ini juga menumbuhkan sel
epitel saluaran perkencingan, saluran pernafasan, dan beberapa kelenjar
endokrin seperti tiroid dan paratiroid.
Tampak
di bawah ini adalah gambar pembentukan organ pancreas pada tikus.
a | Skema
representasi dari pankreas pada hari embrio, (E) 9 E10 dan E12 dari embrio
tikus. b | Foto-foto dari tahap terkait menggunakan anti-Ipf1/Pdx1 (pankreas
dan duodenum homeobox gen 1) analisis imunohistokimia untuk menandai pankreas
berkembang
Hati
berkembang dari foregut ventral, menerima rangsangan beberapa faktor
pertumbuhan dan sitokin. Terutama, mesoderm precardiac menghasilkan fibroblast
growth factor, FGF, untuk memulai hepatogenesis tersebut. Dan kemudian, sel-sel
prekursor hati muncul dengan sel endothelial progenitor, dan kemudian
bermigrasi ke transversum septum untuk membentuk kuncup hati. Sel-sel ini
berkembang biak dan berkembang, akhirnya hati selesai untuk membangun dan
memiliki banyak fungsi hati tertentu.Simak
Baca secara fonetik
3.
Lapis Benih Mesoderm
Lapis benih mesoderm akan menumbuhkan notochord,
epimer, mesomer, dan hipomer (Otot, jaringan ikat, dermis, sistem
peredaran darah, ginjal, ureter, gonad).
a.
Notochord,
umumnya berkembang baik pada Amphioxus, sedangkan pada vertebrata menumbuhkan
sumsum tulang belakang.
b.
Epimer,
akan berkembang menjadi dermis kulit, sumsum tulang dan myotom.
c.
Mesomer,
akan berkembang menjadi organ pengeluaran, seperti ginjal dan urethra, ovarium,
testis, dan korteks adrenalin.
d.
Hipomer,
akan berkembang menjadi somatopleura (peritoneum), splanchnopleura
(mesenterium, jantung, sel darah, sumsum tulang, pembuluh darah), dan coelom
(rongga tubuh).
By : drh.ires92