Archive for Juni 2014
ENCEPHALOMALACIA
0
Defisiensi vitamin E pada unggas
(ENCEPHALOMALACIA)
A. Pendahuluan
Vitamin E adalah vitamin yang mudah larut dalam
lemak. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan
biologis, menjaga struktur lipida dalam mitokondria terhadap kerusakan
oksidatif, berfungsi dalam reaksi-reaksi fosforilasi normal terutama
persenyawaan fosfat berenergi tinggi seperti fosfat keratin dan trifosfat
adenosine, dalam metabolism asam nukleat, dalam sintesis asam askorbat,
ubiquinon dan metabolism sulfur asam amino.
Defisiensi vitamin E yang dapat menyebabkan penyakit
klinis biasanya terjadi pada unggas muda yang dikandangkan. Defisensi vitamin E
pada unggas muda dapat menyebabkan distropsi otot pectoral, enchepalomalacia,
diatesis eksudatif. Sedangkan pada unggas dewasa tidak menunjukkan tanda klinis yang berarti. Namun,
akan berdampak pada berkurangnya daya tetas akibat dari defisiensi vitamin E.
Salah satu kasus yang sering terjadi akibat
defisiensi vitamin E pada unggas muda adalah enchepalomalacia. Enchepalomalacia
pada unggas muda dapat menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf. Tanda – tanda klinis sudah muncul pada di
minggu – minggu pertama setelah menetas. enchepalomalacia biasa nya akan menyerang
unggas muda yaitu berumur 2 – 4 minggu, berlangsung 3 – 7 hari dan berakhir
dengan kematian.
B.
Definisi
Encephalomalacia (crazy chick desease) atau
pelunakan pada otak yaitu pada selubung myelin sel syaraf. Bagian otak yang
mengalami kerusakan paling parah, berurutan mulai dari cerebelum,korpus
striatum, medula oblongata, dan mesensefalon.
Encephalomalacia meliputi polimalacia yang merupakan
pelunakan yang terjadi pada lapisan abu – abu (subtansi grisea) dan
leucomalacia yang merupakan pelunakan yang terjadi pada subtansi putih
(subtansi alba).
C.
Penyebab
Diduga penyebab utama Encephalomalacia adalah
defisiensi nutrisi yaitu vitamin E dan Se. Selain itu bahan pakan yang banyak
mengandung asam lemak tidak jenuh (tepung ikan dan minyak nabati) juga dapat
menjadi penyebab Encephalomalacia.
D.
Gejala
klinis
Gejala klinis Encephalomalacia adalah ataksia(kehilangan
keseimbangan dan kepala tertarik ke belakang), tremor, inkoordinasi,
tortikolis, paralisis, mati mendadak, lesio vaskularis sehingga menyebabkan edema,
dan hemoragi sepanjang cerebelum.
Edema mungkin akan tampak berwarna agak hijau kebiruan,
karena kerusakan hemoglobin sel darah merah. Jika edemanya meluas dan berkembang,
unggas muda tersebut akan mengalami kesulitan berjalan dan berdiri dengan
posisi kaki melebar.
E.
Patologi
anatomi
Perubahan patologi anatomi (PA) berupa pendarahan
pada otot yang disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah timus, ginjal, jaringan
otot, dan lambung. Piamater membesar karena rangsangan air dan memperlihatkan
pendarahan – pendarahan kecil di pembuluh darah. Pada otak akan mengalami udema
dan hemoragi yang di sertai dengan nekrose dan degenerasi syaraf.
F.
Diagnosa
Pemeriksaan mikroskopis lesi jaringan dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi kasus dugaan defisiensi vitamin E, terutama
untuk encephalomalacia dan diatesis eksudatif
G.
Diagnosa
banding
Encephalomalacia sangat mirip gejala nya dengan
penyakit unggas yang menyerang sistem syaraf yang lain, seperti Avian Encephalomyelitis
(AE), Newcastle Disease (ND) dan defisiensi vitamin B1. Yang membedakannya
adalah Avian Encephalomyelitis (AE) dan Newcastle
Disease (ND) penyebabnya adalah virus sedangkan defisiensi vitamin B1 akibat
dari kekurangan vitamin B1.
H.
Pencegahan
dan pengendalian
Jika kasus Encephalomalacia belum mencapai tingkat
yang sangat parah, maka dengan pemberian vitamin E dalam pakan dapat berhasil
mengobati Encephalomalacia. Namun kebanyakan kasus Encephalomalacia tidak
terlalu memberikan respon terhadap terapi vitamin E (tergantung kerusakan
cerebrum).
Encephalomalacia dapat dicegah dengan pemberian
vitamin E yang tepat dan teratur didalam pakan. Pemberian antioksidan sintetik
juga dapat mencegah Encephalomalacia.
By : drh.ires92